PHOTOGRAPY



ASAL USUL FOTOGRAFI 
Asal-Usul Photography Kegiatan memotret diyakini sudah dilakukan orang sebelum istilah Photography ada, yaitu sekitar abad ke-13, mungkin jauh sebelumnya, ketika manusia akan melihat sesuatu  dari balik bangunan sebesar rumah gelap yang diberi lubang sebesar jarum yang disebut pinhole. Bangunan gelap tersebut disebut camera obscura, yang berasal dari bahasa latin camera yang artinya "kamar" dan obscura yang artinya "gelap". Dari bangunan sebesar rumah itu, lalu camera obscura disederhanakan, tidak lagi sebesar rumah melainkan sebesar kotak radio atau televisi dan bisa di bawa kemana-mana. Kamera itu dibuat pada sekitar abad ke-15 dan digunakan untuk melihat proyeksi bagi seniman yang akan melukis, adalah seniman Leonardo da Vinci yang menggunakannya. Setelah camera Obscura berukuran lebih kecil dan mudah di bawa-bawa, kemudian dua ilmuwan Inggris dan Perancis, masing-masing Louis Dagguerre dan Wiliam Henry Fox Talbot melakukan penelitian pada kamera tersebut, untuk mengetahui apakah proyeksi yang dihasilkan bisa direkam melalui plat/kertas yang diberi senyawa kimiayang diletakkan di atasnya. Penelitihan mereka berhasil, camera obscura yang diletakkan di plat/kertas menghasilkan gambar pada saat digunakan. Tetapi pada penelitihan itu timbul polemik siapa dahulu yang menemukan. Setelah di teliti lebih lanjut ternyata dari hasil keduanya ada perbedaan. Yaitu dari penelitian Dagguerre diperoleh hasil yang kira-kira sama dengan cetak poitif seperti sekarang ini, Penelitiannya disebut Dagguerrotypo. Sementara dari penelitihan Talbot diperoleh hasil yang kira-kira sama dengan cetak negatif dan disebut calotype. Dari polemik tersebut maka timbulah istilah Photography dari ilmuwan inggris lainnya yaitu, Sir John Herschell. Herschell mengemukakan istilah tersebut pada tahun1839, yang artinya menulis/melukis dengan cahaya dan graphos.
Sebagai Istilah Umum, fotografi berarti proses atu  metode untuk menghailkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat yang paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

PRINSIP PHOTOGRAPHY
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat. Intensitas cahaya dapat diatur dengan merubah kombinasi ISO / ASA (Iso Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed), Kombinasi antara ketiga aspek tersebut selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure).
Selain exposure ada tiga hal lagi yang dianggap dasar dalam fotografi, yaitu :
1. Composition        : komposisi dari objek-objek yang kita foto harus dibuat sedemikian rupa sehingga       menyatu  dengan elemen-elemen lain di sekitarnya.
2. Depth of Field     : menentukan ketajaman objek yang akan difoto.
3. Fokus                 : menentukan titik terjelas dari objek yang ingin di tonjolkan.

JENIS PHOTOGRAPHY 
Fotografi, terkadang dianggap sebagai salah satu alternative dalam beriklan. Bahkan tidak jarang dianggap suau hal yang penting dalam memperkenalkan sebuah produk.
Jenis Advertising photography atau fotografi periklanan, sering kita temui melalui print-ad atau iklan cetak. Media-medianya seperti, majalah, koran, tabloit, brosur, poster, hingga billboard, dll. Melalui tagline dalam print-ad tersebut, makna sebuah foto dalam fotografi periklanan brusaha dijelaskan. 
Ada beberapa jenis fotografi dalam Advertising  Photography, yaitu :

  • Still Life (Produk)
  • Journalism Photograph
  • Landscape
  • Sport
  • Architecture
  • Children
  • Fashion
  • Food
Dalam Food Photography hal yang perlu diperhatikan adalah warna dan lighting.


Dalam Fashion Photography yang perlu diperhatikan adalah model, serta pakaian yang dikenakannya serta kombinasi warna semua aspek tersebut. Sesuaikan image model dengan pakaian yang akan dipakainya.


Dalam Still Life Photography seorang fotografer harus membentuk "expressive power of photography", yang terdiri dari :
  • Foto harus mengandung warna yang menarik perhatian.
  • Moment juga harus menarik perhatian.



Architecture Photography, yang penting adalah gari-garis horizontal dalam sebuah gedung tidak boleh terdapat adanya distorsi. Misalnya  seperti foto sebuah bangunan, tidak boleh terlihat miring.



Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel PHOTOGRAPY ini dipublish oleh Unknown pada hari Sabtu, 10 November 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan PHOTOGRAPY
 

0 komentar:

Posting Komentar